Fosil-fosil Pithecanthropus Erectus ditemukan di Kedungbrubus, Trinil, dan Sangiran pada lapisan Pleistosen Tengah. Temuan pertama berupa rahang bawah di Kedungbrubus pada tahun 1890 oleh Dubois. Fosil ini adalah bagian bawah rahang kanan dengan fragmen geraham muka pertama dengan gigi taring. Rahang itu adalah rahang anak-anak sekitar 10-12 tahun.
Bentuk rahang sangat tebal, menyamai rahang-rahang bawah manusia Pleistosen Tengah yang lain. Tidak ada dagu untuk menguatkan rahang dalam mengunyah. Di sebelah dalamnya terdapat dua tonjolan melintang.
Pengemuan fosil Pithecanthropus yang terpenting berupa atap tengkorak di Trinil, Bengawan Solo pada tahun1891. Diperkirakan tengkorak ini adalah tengkorak laki-laki dengan volume otaknya 900 cc. Tengkoraknya lonjong dengan tulang-tulang yang tebal. Bagian tengkorak paling lebar dan rendah.
Tonjolan kening melintang di dahi dan di belakangnya dibatasi oleh penyempitan yang menyolok pada tulan dahi. Tulan ini miring ke belakang dan ditengahnya terdapat peninggian membujur dari muka ke belakang sampai ke tulang pendinding. Peninggian ini tidak sama dengan Pithecanthropus Mojosertensis. Tulang kepala belakang bersegi dan bagian bewahnya luas yang merupakan tempat peletakan otot-otot tengkorak yang kuat. Dari cirri-ciri itu kita simpulkan bahwa kulit otak Pithecanthropus Erectus belum begitu berkembang.
Welcome !
Selamat datang bagi seluruh pengunjung blog ini.
Apabila di dalam blog ini ada yang kurang berkenan, harap segera memberitahukan kepada admin blog ini dengan cara mengirimkan email anda ke sini.
My Facebook

Custom Search
Pithecanthropus Erectus
20 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Comment:
Posting Komentar